Halaman Yang Ada Di Blog-ku

Rabu, 19 Desember 2012

Kepada Orang yang Meniupkan Rindu

Belakangan, jadi ndak ngeblog lagi..

Molla.. Aku bingung, kenapa setiap kali menulis selalu saja yang teringat kamu. K-A-M-U. Bukan yang lain..



Aku ingin melupakanmu..

Tapi sebagian tak ingin terlepas dari mu..

Tak ingin bayanganmu yang indah hilang dari pandagan mataku..


Entahlah..

Ada yang bilang, "Jika kau ingin melupakan seseorang, maka jangan lupakan."

Kurasa itu benar, tapi..

Selalu saja,

Setiap kali aku hampir berhasil melupakanmu..

Nyaris..


Kau meniupkannya lagi..

Angin rindu yang membuat

Aku ingat lagi padamu..


Tapi, kau mungkin bahkan tidak tau yang kau tiup tadi adalah rindu

Tidak tahu caramu berjalan tadi menarik perhatianku..





"Tidak tahu, disini ada orang yang begitu merindukanmu."



Senin, 17 Desember 2012

Tugas Akhir Semester (Karya Ilmiah Remaja) - Essay Tentang SMA Negeri 1 Bojonegoro



ESAI TENTANG PELAJAR
Smansabo itu..














Disusun Oleh:
INDRIYANTI AGUSTINA PUTRI (XI-IPA 1/9369)


SMA NEGERI 1 BOJONEGORO
Jl. Panglima Sudirman No. 28 Bojonegoro Telp.( 0353 ) 881574, ( 0353 ) 889503
DESEMBER 2012

                                                                                             




PEMBUKAAN
            Siapa yang tidak mengenal SMA Negeri 1 Bojonegoro? Sekolah yang masih menjadi primadona para murid dan orang tua berebut ingin menyekolah kan anaknya di SMA yang kini menyandang status RSBI (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional).
            Dalam setiap tahun pembelajaran akan ada sekitar 256 murid baru yang diterima dan lulus pada jumlah yang sama. Yang diterima akan belajar sebagai 256 anak yang bisa dibilang unggul di Bojonegoro, dan yang lulus akan meraih masa depan yang baik dengan almamater yang sekelas RSBI.
            Lalu sebenarnya, bagaimana pendapat para pelajar SMA Negeri 1 Bojonegoro tentang sekolahan mereka sendiri yang menjadi tempat mereka menimba ilmu selama 3 tahun untuk menuju ke Universitas?





















                                                                                                                                                                        







SMANSABO ITU...

                Maaf sebelumnya, kalau esai saya ini akan jadi seperti buku diary atau status facebook dimana akan ada pendapat yang terurai panjang lebar, namun memang beginilah menurut saya Smansabo itu..
SMA Negeri 1 Bojonegoro atau yang biasa disebut SMANSABO nih, merupakan sekolah Rintisan sekolah berstandart Internasional atau Er-Es-Be-i, yang entah kapan bakalan berubah status menjadi sekolah RSBI *ups! Padahal kalau ditilik dari sarana dan prasarana, kita memadahi. Dari kualitas murid-muridnya, semua murid Smansabo itu pinter! Kegiatan belajar mengajar, dari pagi sampek sore. Lalu apa sebenernya yang membuat Smansabo belum mampu menjadi sekolah International. Oke, anggaplah bukan status RSBI yang kita inginkan. Anggap ini intronspeksi diri saja. Mari kita teliti satu persatu.
-          Sarana dan Prasarana. Ngomongin sarana dan prasarana sekolah RSBi itu nggak akan luput dari dua benda ini; AC dan Wifi. Tapi sebetulnya yang perlu diperhatikan bukan hanya itu. Sekitar 85% waktu kita itu kita habiskan di ruang kelas. Jika satu kelas terdapat 32 murid, dan satu murid minimal butuh 1 meter ruang, maka harus ada sekitar 32 m2 ruang, belum termasuk untuk guru dan papan tulis. Juga, jangan anggap enteng pengaruh warna dan udara dalam ruangan tersebut, karena pasti akan menimbulkan efek psikologis pada warga sekolah. Bukan hanya ruang kelas, toilet dan lorong-lorong pun perlu mendapat perhatian.
-          Para murid. Siapa yang bakalan tidak percaya kalau murid Smansabo itu pinter? Kalau nyebutin nama almamater Smansabo itu banggaaaa sekali rasanya. Tapi kalau boleh tahu, kalau boleh bertanya kesemua anak Smansabo, siapa sih yang menganggap diri mereka sendiri pintar. Kebanyakan pasti bakalan menundukkan kepala seakan berdoa bersama. Murid Smansabo itu punya satu kelemahan, mereka ndak tau seberapa pinter kita dan seberapa jauh kita bisa. Kebanyakan dari mereka kurang mendapat ruang, bayangkan saja kapan waktu mengikuti dan mempersiapkan lomba?
-          Kegiatan belajar mengajar. Saya tidak akan mengomentar siapapun untuk hal ini, semau guru, murid dan kurikulum di Smansabo ini sangat berkualitas. Tapi hanya perlu disadari dan ditilik kembali saja keefektifannya. Dalam seminggu akan ada 51 jam pelajaran setiap minggu. Wow! Dengar-dengar, sekolah kota sebelah yang statusnya sama seperti kita hanya memiliki 43-45 jam setiap minggu. Bagaimana para murid tidak iri ketika perbedaannya hampir 10 jam? Bagaimana tidak capek? Belum lagi para murid yang merasa dirinya ‘kurang’ seperti disenggol di point kedua, mengambil bimbingan. Bayangkan jika dari 51 jam yang terdiri atas 14 mata pelajaran, dan dalam satu minggu anggap saja ½ diantaranya memberi tugas untuk dikumpulkan minggu depan. Kapan para murid mengerjakannya? Hari minggu? Ketika seluruh pekerja negara dan pelajar di dunia libur? Come on! Memang benar, kita dituntun lebih dari yang lain, benar kalau ingin maju harus selangkah lebih depan. Tapi jangan berlari terlalu cepat ketika kaki belum punya tulang yang kuat. Yang kita tau, kita hanya datang bersekolah, belajar, pulang. Tidak punya waktu mengenal lingkungan. Tapi kita diminta mengurus kebersihan kelas? Para ibu bisa-bisa akan mengeluh nanti, dirumah anak kebanggaan mereka tidak pernah mereka minta menyapu, kenapa disekolah harus? Padahal sekolah sudah menuntut murid pulang sore-mengerjakan tugas hingga larut malam-tidur-berangkat lagi. Masih sempat mengurus yang lain?
Dari awal saya sudah minta maaf bukan? Huft, harusnya kita semua introspeksi, saya menulis ini jgua introspeksi, tidak ingin menjilat ludah sendiri. Sekolah kita sudah dikenal banyak orang diberbagai daerah, termasuk angkatan pertama RSBI dan termasuk sekolah terbaik di Jawa Timur dengan alumninya yang akhirnya menjadi ‘orang’. Tapi para alumnus yang menjadi orang itukan dulu, ketika Smansabo belum berstatus RSBI, ketika Kipas angin belum tergantikan AC dan ketika para murid masih memiliki jam tidur siang. Kalau sekarang? Belum ada yang tahu, hanya kita yang bisa memperjuangkan dan waktu yang membuktikan.















                                                                                                                                                                   



PENUTUP

Kesimpulannya adalah SMA Negeri 1 Bojonegoro merupakan sekolah yang sangat baik, hanya saja ada beberapa hal yang perlu di benahi lagi untuk menjadi sekolah yang lebih baik.
Demikianlah karya ilmiah yang saya kerjakan. Semoga dapat menambah pengetahuan anda, dan bermanfaat untuk para pembaca. Dan saya mohon kritik dan sarannya dari masyarakat khususnya para pembaca terutama yang bersifat membangun agar saya dapat menyempurnakan karya ilmiah saya ini. Bila ada kekurangan dalam karya ilmiah yang saya kerjakan ini, saya mohon maaf dan mohon di maklumi.

Sabtu, 15 Desember 2012

The Mirror




When I face the mirror..

And look at my reflection..

My tears is dropping..

Because..

I saw,,

My eyes..

How deep "I Miss You"..



Jumat, 14 Desember 2012

Kamis, 13 Desember 2012

Bacalah saja dulu, nanti kalian akan tau, apa judulnya..

Hari ini...
ketika akan pulang dari satu tempat, satu-satunya tempat dimana aku bisa bertemu denganmu.. tiba-tiba hujan turun..

Dan entah kenapa kakiku melangkahkan kaki berteduh di seberang..

Alangkah kagetnya akan ketika dalam perjalanan ke seberang, mataku bertemu denganmu..

Kamu yang sedang menenteng tas, juga menunggu hujan reda, di tempat tadi..

Tempat yang aku tinggalkan.




Haaahh... Kenapa waktu dan tempat kita tidak pernah cocok? Kenapa kita tidak bisa ada dalam satu ruang yang sama..

Ketika sampai diseberang, aku mencarimu ditengah tirai hujan,

Tapi rupanya kamu telah pergi..

Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya aku pun pulang..

Meninggalkan tempat dimana kita bertemu...

Lalu, yang paling membuatku penasaran sekarang..


Apakah, seandainya aku disana sebentaaar lagi saja, akankah bertemu denganmu?

Jika ternyata kamu hanya sedang pergi kesuatu tempat, dan akan segera kembali,,

Tapi sayangnya..

Aku sudah terlanjur sampai dirumah dengan basah kuyup sekarang..

Menggenggam secangkir teh hangat, sambil merenungi penyesalan..


Kenapa aku tidak bisa disana saja sebentar?

Kenapa aku tidak bisa disana dan sekedar menyapamu?


jadi, tulisanku kali ini akan aku nama i...




"Untuk kesekian kalinya aku meninggalkanmu"

Rabu, 12 Desember 2012

Kepadamu Dimusim Hujan Ini

Ini bukan sebuah tulisan hangat yang baru saja 'diangkat' dari kompor, tinta pulpennya pun sudah lama kering..


Hanya saja, ketika membuka dairy seorang gadis kecil yang tak berhenti mencintaimu --yang kebetulan namanya adalah AKU--


Beginilah curahan hati gadis itu :

,

,

,

,

,

"Musim hujan akan segera tiba..

Rintik air hujan yang membentuk hujan deras sudah dilimpahkan langit sore ini,

Ditengah jatuh hujan pertama..

Aku menikmatinya dalam perjalanan pulang,


Dengan komik Daddy Long Legs di jok motor..

Pulang dari sebuah tempat favorite yang selalu sepi..

Sambil melihat seseorang mengayunkan kakinya dengan ringan..


Aku hanya melihat...

Tenang...

Aku masih memikirkanmu..

Tentu saja...

Rupanya..
 
Musim hujan kali ini datang terlambat,

26 hari sebelum hari lahirmu :)



Tapi aku harap, kau tidak terlalu terlambat menyadariku yang sepertinya sudah disini sejak lama..

Keong-keong yang paling kubenci akan segera turun,

Tanah-tanah akan sering basah sekarang..

Bau hujan akan rutin tercium..

Panas akan berubah jadi dingin..

Itulah perubahannya,


Aku dan kamu?

Kamu tanya apa berubahan kita?

Tidak ada.

 Aku tetap mencintamu,

Dan kamu tetap tidak tahu..."








"Aku tetap mencintaimu..

Dan Kamu tetap tidak tahu." 

Senin, 10 Desember 2012

You + Me = Friendship :)

Sabahat bagiku adalah...




Yang akan aku ingat ketika aku ingin menceritakan sesuatu... seperti "Kamu tau, si dia tadi nyapa aku!" atau "Uh, kayaknya nilai ulangan ku turun deh.."


Sabahat adalah orang yang ada bukan hanya ketika kau panggil, tapi juga ketika kau tidak ingin bertemu dengannya


Yang akan memberikan nasihat padaku ketika aku salah, bukan sentakan atau hinaan. Seperti "Harusnya kamu belajar lebih giat." dan menawarkan solusi seperti "Mau belajar bareng?"


Yang ketika aku dan kamu makan bersama, kita akan memesan makanan berbeda, agar nanti bisa berbagi.. "Kamu puding vanilla? Kalau begitu aku coklat"


Sahabat adalah orang yang selalu aku ingat..


Yang akan ikut masuk kedalam air mencari antingku yang hilang, yang akan membantuku jujur pada orang tuaku tentang masalahku, yang rumahnya akan menjadi rumah kedua bagiku..


Sahabat adalah kamu yang selalu mendukung setiap keputusan yang sekiranya baik untukku, dan akan mengkoreksi keputusan sekiranya itu salah..


Yang aku percaya aku tidak perlu menjadi orang lain didepannya..


Yang aku percaya untuk menceritakan semua masalahku..


Sahabat adalah orang yang aku percaya tidak akan pernah membenciku ketika aku melakukan hal yang tidak sama dengannya..





Dan yang terakhir..

"Sahabat adalah orang yang aku percaya..
Aku percaya bahwa kamu juga menganggapku sahabatmu, sama seperti aku menganggapmu sahabatku :)"

Minggu, 09 Desember 2012

Rindu Langit pada Bumi

Pagi ini, ketika aku berjalan menuju toko kelontong sebelah rumah...

Tampaknya Langit tak bisa lagi menahan rindunya pada Bumi.. Jadi dia mengutus titisannya yang bernama hujan untuk menyampaikannya..




Satu titik... hingga berjuta-juta titik hujan kemudian turun penerima pesan rindu.. menyentuh wajahku yang penasaran melihat bagaimana wajah langit ketika rindunya tersampaikan..



Pasti bahagia rasanya..

Kapan ya aku bisa menyampaikan rindu ini padamu?

Haruskah aku meminta bantuan hujan atau angin untuk meniupkan syair-syair rindu padamu?



Jujur.. Sebenarnya.. aku berharap kau juga merindukanku diam-diam..

Tapi, kalau boleh lebih jujur lagi..

aku takut kalau kau tak merindukanku sama sekali..


Lalu..

Meskipun aku tak mengirim titisan seindah hujan untukmu..

Tolong terima salam ku hari ini..





"Hai kamu..

Selamat Pagi,

Aku merindukanmu :)"






Sabtu, 08 Desember 2012

Kau memang bukan embun, kan?

Pagi ini aku bertemu embun :)










Kesukaanku,

Aku tak tau apa kau menyukainya atau tidak..

Karena, Kau... tidak pernah mau menunjukkannya pada siapapun

Atau memang tak mau ingin aku tau..




Embun itu mengentuh ujung jemari tanganku..

Hinggap di bulu tangan yang kedingingan.. seperti butiran salju yang tipis.. meski memang aku belum pernah
berjumpa dengan salju.




Sementara embun singgah dibulu mataku, membuat wajah terasa dingin saat berkedip..

Beberapa embun lain hinggap di hatiku..

Semakin dekat..

Embun ini memang semakin dekat..

Tapi sepertinya kau semakin jauh..





Tak apa, toh bukan salah embun.

Toh, kau memang bukan embun, kan?

Tak apa.. yang penting kenanganmu juga ikut mendekat :)




Kita.. Kita tetap berjauhan.. tak saling bicara, tak saling sapa, dan tak saling mengucap selamat..

Tapi pagi ini.. karena embun,
kenangan tentangmu bertemu perasaan rindu padamu
Di dalam hatiku..





"matahari, bolehkah untuk hari iniii saja, kau datang terlambat.. biarkan kenangan dan rindu bertemu dan menghapus kangen sekejap."





"biarkan aku, mengingat sedikit saja tentangnya."

Hahahaha :D

Kalo ada yang baca tulisan ini, dan langsung scroll ke bawah.. silakan tertawa terbahak-bahak... heran juga kenapa gue bisa nulis beginian..

jadi latar belakang gue nulis ini adalah, karena banyak temen-temen yang pada curhat soal wajah gituu... emang sih, diusia remaja kayak kita ini rentan banget kena sindrom pengen-punya-wajah-putih :D

Tapi mau gimana? inilah fakta yang terjadi teman-teman,, remaja cewek pada usia 15-18 tahun cenderung cuma peduli sama warna kulit. Gak jarang juga ada yang nggak peduli tu muka bakal jerawatan, kasar, berminyak.. sampek pori-pori besar. yang penting putih(titik)

kebetulan pengen curhat juga nih, dulu sampek kelas 1 SMP tu, gue baru dibolehin pake produk-produk kayak gitu u,u pertama kali pakek, tentu si kotak pink... dan setelah 3 tahun pemakaian rasanya nggak ada perubahan apa-apa*ups. Trus coba si kuning mencolok, kalian tau kenapa? karena waktu itu lagi demen-demennya sama warna kuning, udah itu aja. pake itu sekitar enam bulan enak sih sebenernya, tapi makin lama malah keliatan makin kusem -,-.. terus-terus ganti ke produk biru ber-ekstrakkan apel, rasanya wajah tu berasa nggak enak banget, nggak bisa nafas dan pori-pori itu kayak kesumbat, jadi setelah nggak ada 2 bulan ndak sanggup ngelanjutin lagi T,T

dan... setelah beberapa hari pakek sabun yang nggak ada juntrungannya, akhirnya mutusin buat pake OLAY. Karena baru pemula, mikirnya pake krim Olah Natural White Light dulu dengan pembersih Olay Natural White Facial Foam... ini nih facial foamnya :)


dan karena bentuk nya itu cream dan kulit aku jenis yang berminyak jadi pengen pindah ke Olay Natural White Rich yang teksturnya lotion tapi pembersihnya teteuup :D ini dia lotionnya :)



dan-dan-dan... tadi sore di ajak mamake belanja, sekalian deh beli Facial Foam yang udah abis lebih dari satu bulan lalu (selama ini terpaksa pek punya mamake -_-). dan tiba-tiba hati kecil ini berkata pengen pindah ke Olay White Radiance, tapi yang seri murah lhooo... yang bisa dijangkau kantong yang dangkal ini :D dan inilah dia rangkaiannya..
 ini facial foamnya :D

krimnya :D Olay White Radiance Intensive Whitening Lotion

karena baru dipakek sore ini, jadi belum tau hasilnya, tapi kayak berasa makin halus deh.. lebih nyaman dikulit karena ini lotion di peruntukan wajah kombinasi atau berminyak :D

well, kalo ini berkerja ndak perlu lagi deh keperawatan di salon-salon... ndak punya uang kakakkkkk!! T,T rencana sih pengen beli Night Cream nya sekalian, biar All-out gituh... tapi,, eum.. entaran dulu yah? ngumpulin uang ini *ngitung recehan

udah bercerita banyak banget tentang OLAY hari ini,, serasa jadi sales mendadak -_- well, selamar membaca dan semoga membantu*tiriiiing

Jumat, 07 Desember 2012

Kalau bukan untuk takdir, kenapa harus bertemu?

Kini, aku menerka-nerka..

Kapan dan Bagaimana lagi kita bertemu?

Di saat turun hujan dan tak sengaja meneduh ditempat yang sama kah? Mengingat ini musim hujan, kesukaanku..

Di sebuah perpustakaan dan diantara berjuta buku, kau mengambil buku yang membuat mata kita bertemu kah? Seperti di berbagai FTV itu..

atau..

Di sebuah persimpangan jalan dimana kau menabrakku dan membantuku berdiri? Seperti diberbagai Drama percintaan sekolah..

Atau... dengan tidak sengaja kita mengambil snack yang sama saat berada di supermarket?



Diantara bermilyaran kalau boleh dibilang, tempat dimuka bumi ini.. kira-kira dimana kita akan bertemu?

Bagaimana kah? Saat kita saling terburu-buru sehingga tak sempat menyapa?

Saat aku menangis sehingga kau menawarkan sebuat sapu tangan berinisialkan namamu di tepinya?

Atau... saat kau dan aku bersama seseorang yang kita cinta nantinya?



Uh..

Kenapa aku pikirkan itu..

Akankah kita bertemu atau tidak..

Kapanpun dan Bagaimanapun kita nanti bertemu?

Semanis apapun..



Tak kan berguna, jika kau bukanlah orang yang ada diseberang benang merah yang terikat di kelingkingku..



Jika kau bukan orang yang jari kelingkingnya terikat benang merah tak terlihat yang disebut takdir, kapan dan bagaimana kita bertemu.. takkan jadi masalah..

Kamis, 06 September 2012

FF - Scar !! (Part 1)



Author  : Park In Ri
Tittle     : Scar !!
Casting : Song Ki Seob, Jung Hye Soo, Kim Ji Sook
Genre  : Romance, Pra New Brige (?)
Rating   : meski ada pengantin2 barunya. Jangan harap ada NC, karena author masih dibawah umur (baru sadar)
Note     :                
-          Jangan terlalu senang dulu baca tulisan saya yang satu ini (emang dulu pernah seneng)
-          Tidak banyak yang bisa diharapkan (emang dulu bisa diharapkan)
-          Harap sabar bacanya karena kasus masih berada nan jauh dimata
#############################################################






Scar



Cerita ini...
Bukan tentang luka yang kau berikan kepadaku..
Tetapi..
Tentang luka yang aku pilih
Untuk kita..
Maaf..






AUTHOR POV
Seorang namja berperawakan tinggi, berdiri tegak sambil mengetuk sebuah pintu rumah di tepi jalan seberang sungai Han. Memanggil-manggil nama yeojachingunya yang tak kunjung keluar.

“Hye!” serunya sambil terus mengetuk pintu

“Jakkaman(tunggu), Oppa!” kata sebuah suara yang akhirnya menyahut dari dalam diikuti dengan suara langkah kaki seseorang dari dalam rumah. Tak berapa lama kemudian munculah seorang yeoja berambut sepundak membuka pintu namun segera kaget melihat namjachingunya sendiri.

“Astaga! Oppa belum sempat ganti baju?” tanyanya langsung ketika matanya menangkap bahwa namjachingunya masih memakai seragam pilot salah satu maskapai penerbangan.

“Hhh... aku cepat-cepat kemari.. hh...” katanya baru merasa bahwa sejak tadi telah menahan nafas.

“Kenapa tidak ganti baju dulu?” kata yeoja itu dengan memasang muka polos.

Namun belum sampai Hye menarik nafas, namja didepannya itu sudah menjitak kepalanya.“Augh! Appo(sakit).” Katanya merengek.

“Kau yang memintaku untuk segera menemui mu. Menggunakan ancaman pula.” Katanya Ki Seop.

“Mian(maaf), aku kan rindu Oppa!” kata Hye, kemudian menarik lengan Ki Seop masuk kedalam ruang tamu.

“Lalu kau mau apa, chagii(kekasih)??” kata Ki Seop sambil mengelus pelan kepala Hye Soo. Rasa sebalnya memang hanya berbanding 0,00000001:10000000000 dengan rasa cintanya pada yeoja manis ini.

“Ayo kita kencan?” katanya sambil mengerjapkan mata.



KI SEOP POV
“Ige mwoya(apa ini)?” kataku sambil melihat benda aneh yang sudah menempel di tubuhku.

“Bagus kan Oppa?” kata Hye sambil menatapku penuh harap membuatku tidak tega mengatakan kalau baju yang dipilihnya ini sangat aneh menurutku.

“Ini namanya baju couple.” Katanya setelah aku berusaha tersenyum.

“Eh, kita mau kemana?” tanya ku. Aku khawatir kalau dia berencana mengelilingi Seoul dengan kostum seperti ini.

“Sudahlah! Ayo kita pergi.” Katanya sambil meraih tas ransel besar yang sejak tadi ada diatas sofa.

“Apa itu? Kenapa besar sekali.” Kataku menunjuk-nunjuk ransel yang sudah di pakainya, kuat sekali dia?

“Kajja(ayo)!” Hye langsung menarik tanganku dan setengah berlari. Dia sudah membawa ransel sebesar itu dan masih berlari pula?!

“Hye!! Kau tidak ingin aku membawa tasmu itu?” tanyaku setelah dia mengurangi  kecepatan berlarinya.

“Ini ringan kok!” katanya.

Apa? Ringan? Hei, lihatlah itu. ransel yang ada dipunggunya bahkan lebih besar dari tubuhnya. Lalu orang-orang pasti akan mengira aku membullying yeojachinguku sendiri, karena muka Hye sangat polos. Belum lagi, memangnya dia ingin mengajakku kemana sih sampai membawa ransel sebesar itu? Aigoo!! Bukan mau kawin lari kan? Pernikahan kami kan tinggal 5 hari lagi, kenapa harus kawin lari??

“Oppaaaaa!!!” teriaknya dibelakangku.

Rupanya dia sudah berhenti dari tadi, sedangkan aku terus berjalan sambi melamun, aku segera memutar langkah dan menghampirinya.

“Kau mau kemana?” tanyaku ketika aku sudah mulai mendekat.

“Oppa pegang ini sebentar ya?” pintanya sambil mengangsurkan ransel besar yang menjadi pertanyaanku itu dari tadi.

“Kau sudah lelah?” tanyaku. Tapi kemudian semua pertanyaanku tadi hilang karena ransel ini memang benar-benar tidak berat sama sekali. Hanya ukurannya saja yang besar.

Hye segera membuka ransel itu, dan berbagai macam kepala boneka muncul dari dalam tas itu. ia mengambil salah satu yang paling besar dan merangkulnya.

“Ja-jadi? Ini semua boneka?” tanyaku keheranan.

“Menurutmu apa?” tanyanya polos lalu masuk ke sebuah kios didepannya.

Aku keheranan dan segera melongokkan kepala melihat papan nama toko. Lalu terpampanglah besar-besar, sebesar-besarnya tulisan bertuliskan LAUNDRY. Apa?? Laundry??

Aku menatap yeojachinguku yang berjalan menuju salah satu ahjussi penjaga laundry itu dengan terheran-heran.

“Ahjussi(paman), bisa kah kau mencuci boneka-boneka ini?” tanyanya sambil menyodorkan boneka Teddy besar yang sejak tadi dipeluknya.

“Tentu saja!” kata ahjussi itu.

Lalu Hye segera berbalik arah kepadaku dan merogoh seluruh isi ransel yang ternyata adalah boneka dan meletakkannya di meja dihadapan ahjussi itu.

“Baiklah! Terimakasih ahjusii(paman)!!” katanya kemudian menarik lenganku pergi dari tempat itu.



HYE SOO POV
“Hahahahahaaaaaaa!!!!” kataku masih terus tertawa sambil memegang perutku yang sepertinya sudah melilit karena terlalu banyak tertawa.

“Chagi(kekasih), sudah lah! Hentikan!” kata Ki Seop Oppa dengan wajah manyun.

“Hhaaa,, baiklah-baiklah.. hahaha.. hhhh! Kenapa Oppa mengira hahaha... aku akan hhmm.. mengajak Oppa haha.. kawin lari?” tanyaku masih menahan tawa.

“Ah! Sudah lah!” katanya lalu mengikuti ku duduk di pinggir jembatan penyebrangan.

“Kenapa kau mau melaundry(?)boneka-boneka itu?” tanyanya lagi.

“Uh? Boneka-boneka itu kan sudah kotor, lagipula kalau nanti kita menikah... aku akan membawa semua boneka itu.” jawabku

“Apa?? Semua nya?” tanyanya menatapku dengan mata besar-besar.

“Memang kenapa?” tanyaku heran. Apa salah boneka-boneka itu? bukankah mereka semua itu lucu?

Ki Seop Oppa hanya diam saja tanpa membalas. Lalu tangannya mengelus kepalaku.

“Kapan Oppa cuti?” tanyaku kemudian.

“Besok sore adalah penerbangan terakhirku.” Katanya.

“Penerbangan terakhir?” tanyaku heran. Bukannya dia sangat menyukai pekerjaannya sebagai pilot? Lalu kenapa dia mau mengundurkan diri?

“Sebelum pernikahan kita.” Sambungnya. Aku hanya membalasnya dengan membentuk O pada mulut tanpa mengeluarkan suara.

Ia merengkuh pundakku dan mendekatkan pada tubuhnya membuatku bersandar pada pundaknya, kami berdua menatap jalanan kota seoul yang bertaburan cahaya dan mobil-mobil yang berjalan merayap dari atas jembatan penyebrangan.

Bagiku saat itu
Cinta adalah
Ketika pundak yang diberikannya padaku terasa sangat nyaman


KI SEOP POV
Aku merangkul pinggang Hye sambil melewati kerumunan orang-orang yang meneriakkan nama kami. Ada banyak orang datang pagi ini, teman-teman semasa sekolah juga rekan kerja tidak lupa para kerabat dari pihakku maupun Hye Soo. Dan Hye menyapa mereka semua.

Melihat wajahnya yang tersenyum sarat dengan kebahagiaan membuat buket bunga ditangannya terlihat kalah cantik.

Kami sudah berada di depan sebuah mobil yang sudah dihiasi dengan banyak pita dan bunga di bagian depannya. Aku membantu Hye masuk  kedalam mobil lalu memutari mobil menuju ke bagian kemudi. Aku memang sengaja ingin mengemudi sendiri tanpa menggunakan sopir.

“Annyeong(halo), yeoreobun(semuanya)!! Khamsahamnida(terimakasih)!” teriak Hye dari kap mobil yang terbuka disambut dengan tepuk tangan riuh orang-orang dari luar aula pernikahan.

Aku juga melambaikan tanganku pada orang-orang diluar dan segera menjalankan mobil perlahan.

“Annyeong! Bye!! Annyeong!!” Hye masih saja berteriak dari kap mobil hingga posisi badannya jadi berputar.

“Chagi, sudahlah!” kataku mencoba membujuknya untuk turun.

“Hehehe.. mian Oppa.” Katanya sambil mendudukkan badannya ke jok disampingku. Ulah Anaeku ini memang ada-ada saja, neomu kyeoyo.

“Hiks..hiks..” aku sedikit kaget mendengar isakan dari suaranya.

“Hey-hey.. kau kenapa? Karena kejadian kemarin? Sudah lah! Aku kan sudah ada disini.” Kataku berusaha menenangkan, sambil memegang kemudi aku berusaha meraih pipinya. Aigooo! Dia benar-benar menangis. Apakah dia benar-benar khawatir saat itu?

Flashback
“Aku pulang!” teriakku sambil mengganti sepatuku dengan sandal rumah.
“Ini dia anaknya. Calon istrimu mencarimu dari tadi.” Kata Eomma sambil berlalu setelah memastikan aku pulang.
“Hye? Lalu sekarang dimana dia?” tanyaku
“Di kamarmu.”

Tidak berfikir dua kali aku langsung menuju ke kamarku dan benar saja aku menemukannya sedang duduk di tepi ranjangku. Aku mendekatinya dan mengelus lembut kepalanya.
Ia segera mengangkat kepalanya dan memelukku.
“Oppa!! Huks, huks, huks...” katanya sambil menyeka air mata.
“Kau kenapa?” tanyaku sambil menepuk-nepuk pundaknya meskipun heran juga.
“Kenapa Oppa pulang telat? Aku khawatir terjadi sesuatu pada Oppa.” Katanya melepas pelukankku lalu menundukkan kepalanya.
“Aku kira hu..huks.. Oppa kecelakaan, hiks..seperti yang di huks-huks drama-drama itu, kan pernikahan kita tinggal 2 hari lagi.. huks, huks...” katanya menjelaskan panjang lebar.
“Aigoo! Ma’afkan Oppa, ne? Membuatmu khawatir, tadi Oppa mendapat banyak ucapan selamat makannya telat.” Kataku sambil meraih tubuhnya dan memeluknya, meskipun sambil menahan tawa. Yeojachinguku ini benar-benar polos!
End Flashback

“Oppa?” katanya lirih,

“Iya, ada apa?” tanyaku pelan, aku senang karena mungkin dia akan menjelaskan kenapa dia menangis.

“Oppa akan memperbolehkanku sering-sering berkunjung kerumah Eomma(ibu) kan?” katanya setelah menenangkan emosinya dan berhenti menangis.

“Eh?” aku kaget mendengar pertanyaannya, aku pun segera menepi kan mobilku. “Hahah...” aku tertawa pelan sambil melepas seatbelt ku.

“Kenapa Oppa tertawa?” tanyanya.

Aku menatap matanya lekat-lekat. “Kau pikir aku ini suami seperti apa? Tentu saja, kau boleh sering-sering berkunjung. Asal tidak melupakanku saja.” Kataku mencoba memberikan pengertian padanya.

“Jadi, sudah jangan menangis lagi, ne?” kataku sambil meraih kepalanya dan menghapus air matanya.

Bagi ku saat itu..
Cinta adalah..
Perasaan sakit ketika melihatnya menangis.


HYE SOO POV
Akhirnya kami berdua sampai di apartement baru kami. Hari masih siang ketika kami tiba, itu karena kami memilih apartemen di tengah kota yang tidak jauh adi rumah Eomma dan juga rumah keluarga Ki Seop Oppa.

Ah! Mulai sekarang aku harus memanggilnya Nampyeon(suami). Hihi.. tapi rasanya aneh. Atau Yeobo(suami)? Itu lebih aneh lagi! Eumm..

“Oppa! Kau mau aku memanggilmu apa? Nampyeon? Yeobo?” tanyaku padanya. Lalu beberapa saat kemudian aku merasa bodoh sekali menanyakan hal itu! ‘aish! Pabo!’

Ki Seop Oppa memegang kedua pundakku, dan menatapku penuh pengertian. Kemudian mencium ku perlahan.

“Terserah kau saja, chagi. Oppa juga sudah bagus.”

“Oo.. Geurae(baiklah).” Kataku lalu berlari kecil menuju meja nakas untuk mencopoti hiasan bunga-bunga di kepalaku yang membuat ku seperti buket bunga berjalan. Sebenarnya juga karena salah tingkah sih. Hehe..

“Hye-ya..” panggil Ki Seop Oppa ketika aku sedang sibuk melepaskan sebuah hiasan bunga besar.

“Ne?” jawabku agak mengacuhkan.

“Hye Soo-ya..” panggil Ki Seop Oppa lagi dengan nada yang sangat halus, membuat nyaman.

“Wae(kenapa) Oppa?” tanyaku sambil melepas sebuah jepit rambut.

“Kau mencintaiku kan?” tanyanya. Eh? Baiklah, aku hentikan aktifitasku dan menghadap ke arahnya.

“Tentu saja, Oppa.” Kataku.

“Aku juga mencintaimu. Sangat-sangat mencintaimu.” Katanya sambil memamerkan deretan gigi putihnya.

Meskipun heran, aku kembali memutar badanku menghadap meja nakas, mencoba menyisir rambutku dengan jari. Ya, aku sengaja tidak memakai Hairspray.

“Hye Soo-ya..” panggil Ki Seop Oppa lagi. Astaga! Ada apa sih? Aku berlari kecil kearahnya sambil mengangkat sedikit ujung gaunku.

“Wae geurae (ada apa), Oppa?” tanyaku sambil meletakkan tanganku pada kedua pipinya.

“Kita akan hidup bahagia selama-lamanya kan?” tanya nampyeonku lagi.

Aku memiringkan kepalaku, berfikir kenapa dia menanyakan hal seperti itu. Tapi akhirnya pertanyaan itu aku jawab juga. “Ya, tentu saja. Kita akan bahagia selama-lamanya.”

GREP!

Ki Seop Oppa memelukku dan menyandarkan kepalanya pada punggungku. Meski sedikit bingung, aku tetap saja mengelus punggungnya pelan. Lalu tiba-tiba, Ki Seop Oppa mengangkat pinggangku dan kami berputar-putar di kamar kami. Membuat gaunku mengembang seiring dengan setiap putarannya.



Beberapa minggu kemudian.
GREP!

Seseorang dengan aroma tubuh yang selalu membuatku nyaman memelukku dari belakang. Membuatku sedikit terkejut namun segera tergantikan dengan perasaan bahagia.

“Oppa, irreonaseoyo(sudah bangun)?” tanyaku sambil mengaduk segelas kopi.

“Eum. Aku kan tidak bisa lama-lama tanpa kamu, chagii.” Katanya sambil meletakkan kepala di pundakku manja.

“Ini kopi, Oppa.” Kataku sambil membalikkan badan dan memberikan segelas kopi padanya.

CHU~

Dia menciumku kilat dan tertawa ketika melihat reaksiku. “Hey! Itukan morning kiss dari ku!” katanya sambil menyeduh kopinya. “Ayo bersulang?” katanya sambil mendekatkan gelasnya padaku. Meraih gelas kopiku sendiri yang bertuliskan <3 anae.="anae." bertuliskan="bertuliskan" dan="dan" gelas="gelas" membenturkannya="membenturkannya" nampyeon="nampyeon" pada="pada" pasangannya="pasangannya" pelan="pelan" span="span">

Dan kami menyeduh kopi itu bersamaan.

Bagi kami saat itu..
Cinta adalah
Ketika kami saling memiliki, menerima dan memberi kenyamanan



Ki Seop POV

“Hari ini kita makan siang bersama ya?” tanyaku sambil menggigit roti yang baru disodorkan Hye.

“Em.. ayo! Di butik, Eomma tidak mengijinkanku melakukan pekerjaan berat. Aku hanya boleh mengawasi saja.” Katanya sambil mempoutedkan bibirnya.

“Kalau begitu kita makan di restoran kesukaanmu, ne?” tanyaku mencoba menarik perhatiannya.

“Jinca(benarkah)? Ne(ya)! Kajja(ayo), kita makan siang disana.” Katanya kembali bersemangat. “Eumm, ada apa kita makan siang disana? Tempat itu terlalu mahal untuk makan siang, Oppa.” Katanya sambil mengetuk-ketukan jari telunjuknya dibibir.

“Ada seseorang yang ingin aku kenalkan padamu.”


***

“Aish, ada apa dengan semua tulisan ini. Mereka semua membuatku pusing.” Kataku sambil mengacak-acak lagi rambutku yang sudah berantakan.

Kalian tau, setelah menikah Aboji menyuruhku untuk berhenti menjadi pilot dan mengurus bisnisnya. Dia mengancam tidak akan merestuiku, tapi semua orang tau dia menyayangi Hye lebih dari menyayangiku, mungkin. Aku menurutinya hanya karena ingin membahagiakan Aboji dan karena aku pikir pekerjaan ini hanya tinggal tanda tangan disini, disana, di kertas ini, di dokumen ini. Ternyata tidak mudah sama sekali!

TOK TOK TOK!

Seseorang mengetuk pintu ruanganku, aku melirik pintu yang masih tertutup itu dengan sebal. “Nuguseyo? Masuk saja.”

TOK TOK TOK!!

Pintu itu diketuk lagi. Aish! Kenapa tidak langsung masuk? Uh! Aku berjalan gontai ke arah pintu dan membuka daun pintu dalam satu hentakan.

“Annyeong(halo)!” sapa seorang laki-lagi sambil tersenyum membuat mata bulan sabitnya tenggelam akan pipinya yang chubby.

“Hyeong(brother)!” kataku sambil menatapnya. “Astaga! Aku kira siapa? Kenapa tidak menelfon ketika sampai dibandara? Aku ingin menjemputmu. Hahaha” kataku sambil menepuk pundaknya.

Dia malah mengangkat sebelah pundaknya lalu merentangkan tangannya memelukku. Aku pun tersenyum dan membalasnya. “Aigooo, adik kecilku.” Katanya sambil mengacak rambutku dalam pelukannya.

“Hyeong~ Geumanhae(cukup)! Istriku bisa marah nanti.” Kataku berusaha melepaskan pelukannya.

“Hahaha.. aku tau, aku tau!” katanya sambil melepas pelukannya. “Hei, sepertinya baru kemarin, kita mencuri buah dari tanaman milik tetangga, tapi sekarang kau sudah menikah.” Katanya menepuk bahuku berkali-kali

“Hyeong, kau juga harus segera menikah!” kataku sambil menyeret kopernya ke samping sofa diruang kerjaku.

“Kau tau bukan, masih banyak yang ingin aku capai.” katanya sambil duduk di sofa tengah. Begitulah hyeong-ku, Ji Sook hyeong. Dia adalah sepupu dan juga temanku sejak kecil. Sangat gigih mencapai yang dia impikan, tapi sangat santai jika sudah berhubungan dengan perasaan. Hahaha!

“Oh iya, perkenalkan aku dengan istrimu itu! Yang kau bilang sangat kau cintai.” Katanya lagi.

“Ah! Baiklah! Kebetulan aku akan makan siang dengannya. Hyeong, kau harus ikut! Nanti kuperkenalkan.” Kataku ingat janji ku pada Hye.

“Kebetulan, aku sudah sangaat lapar. Makanan di pesawat tidak enak! Kajja!”

**

“Hyeong, itu dia Anae-ku!” kataku sambil mempercepat langkah kaki ketika sudah sampai di restaurant dan melihat Hye sudah menunggu.

“Chagi!” teriakku ketika sudah beberapa meja di depannya. Dia mengangkat wajahnya dan tersenyum menatapku, tapi begitu melihat Ji Sook di sampingku dia langsung berdiri.

“Hyeong, ini Hye Soo, Song Hye Soo, Anae(istr)-ku!” kataku sambil menambahkan marga-ku pada namanya. Biasanya Hye selalu tersipu ketika aku mengatakannya.

“Chagii, ini Ji Sook Hyeong. Hyeong-ku yang nakal yang sering kuceritakan. Dia baru tiba dari Barcelona tadi.” Mereka berdua saling tersenyum dan berjabat tangan.


To be continued



Preview of next part:
Tiba-tiba seperti ada benda berat yang memukul dada ku dan mengangkatnya keatas. Aku sulit bernafas, dan tubuhku menjadi dingin seketika. Aku meraih apapun yang ada dijangkauanku dan menyandarkan kepalaku disana seiring dengan pandanganku yang memudar.
***
 “Kau ingin kembali padanya.” Mulutku tiba-tiba mengatakannya dengan nada dingin. Aku bahkan tidak menyesalinya sekarang.
“Apa? Apa maksud Oppa?” tanyanya berjalan kearahku
“Tidak kah kau tau? Kau tidak menghargaiku sebagai Nampyeon-mu!” mendadak, seperti ada banyak sekali yang ingin aku katakan padanya.
“Oppa..” katanya lirih
“Aku tau, kau wanita baik. Tapi kau harusnya tau batasannya. Kau harusnya mengerti dengan baik, cara menjaga martabat seorang istri.”

Other Information

Ikuti Terus Blog ini ya...
Oiya,, bagi para pengikut,, Add FB aku juga ya.. di Indriyanti Agutina Putri dan my twitter @2096park