ESAI TENTANG
PELAJAR
Smansabo
itu..
Disusun
Oleh:
INDRIYANTI AGUSTINA PUTRI (XI-IPA 1/9369)
SMA
NEGERI 1 BOJONEGORO
Jl.
Panglima Sudirman No. 28 Bojonegoro Telp.( 0353 ) 881574, ( 0353 ) 889503
DESEMBER
2012
PEMBUKAAN
Siapa yang tidak mengenal
SMA Negeri 1 Bojonegoro? Sekolah yang masih menjadi primadona para murid dan
orang tua berebut ingin menyekolah kan anaknya di SMA yang kini menyandang
status RSBI (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional).
Dalam setiap tahun
pembelajaran akan ada sekitar 256 murid baru yang diterima dan lulus pada
jumlah yang sama. Yang diterima akan belajar sebagai 256 anak yang bisa
dibilang unggul di Bojonegoro, dan yang lulus akan meraih masa depan yang baik
dengan almamater yang sekelas RSBI.
Lalu sebenarnya,
bagaimana pendapat para pelajar SMA Negeri 1 Bojonegoro tentang sekolahan
mereka sendiri yang menjadi tempat mereka menimba ilmu selama 3 tahun untuk
menuju ke Universitas?
SMANSABO ITU...
Maaf
sebelumnya, kalau esai saya ini akan jadi seperti buku diary atau status
facebook dimana akan ada pendapat yang terurai panjang lebar, namun memang
beginilah menurut saya Smansabo itu..
SMA Negeri 1 Bojonegoro atau
yang biasa disebut SMANSABO nih,
merupakan sekolah Rintisan sekolah berstandart Internasional atau Er-Es-Be-i,
yang entah kapan bakalan berubah status menjadi sekolah RSBI *ups! Padahal
kalau ditilik dari sarana dan prasarana, kita memadahi. Dari kualitas
murid-muridnya, semua murid Smansabo itu pinter! Kegiatan belajar mengajar,
dari pagi sampek sore. Lalu apa sebenernya yang membuat Smansabo belum mampu
menjadi sekolah International. Oke, anggaplah bukan status RSBI yang kita
inginkan. Anggap ini intronspeksi diri saja. Mari kita teliti satu persatu.
-
Sarana dan Prasarana. Ngomongin
sarana dan prasarana sekolah RSBi itu nggak
akan luput dari dua benda ini; AC dan Wifi. Tapi sebetulnya yang perlu
diperhatikan bukan hanya itu. Sekitar 85% waktu kita itu kita habiskan di ruang
kelas. Jika satu kelas terdapat 32 murid, dan satu murid minimal butuh 1 meter
ruang, maka harus ada sekitar 32 m2 ruang, belum termasuk untuk guru
dan papan tulis. Juga, jangan anggap enteng pengaruh warna dan udara dalam
ruangan tersebut, karena pasti akan menimbulkan efek psikologis pada warga
sekolah. Bukan hanya ruang kelas, toilet dan lorong-lorong pun perlu mendapat
perhatian.
-
Para murid.
Siapa yang bakalan tidak percaya kalau murid Smansabo itu pinter? Kalau
nyebutin nama almamater Smansabo itu banggaaaa sekali rasanya. Tapi kalau boleh
tahu, kalau boleh bertanya kesemua anak Smansabo, siapa sih yang menganggap
diri mereka sendiri pintar. Kebanyakan pasti bakalan menundukkan kepala seakan
berdoa bersama. Murid Smansabo itu punya satu kelemahan, mereka ndak tau
seberapa pinter kita dan seberapa jauh kita bisa. Kebanyakan dari mereka kurang
mendapat ruang, bayangkan saja kapan waktu mengikuti dan mempersiapkan lomba?
-
Kegiatan belajar mengajar. Saya tidak akan mengomentar siapapun untuk hal ini,
semau guru, murid dan kurikulum di Smansabo ini sangat berkualitas. Tapi hanya
perlu disadari dan ditilik kembali saja keefektifannya. Dalam seminggu akan ada
51 jam pelajaran setiap minggu. Wow!
Dengar-dengar, sekolah kota sebelah yang statusnya sama seperti kita hanya
memiliki 43-45 jam setiap minggu. Bagaimana para murid tidak iri ketika
perbedaannya hampir 10 jam? Bagaimana tidak capek? Belum lagi para murid yang
merasa dirinya ‘kurang’ seperti disenggol di point kedua, mengambil bimbingan.
Bayangkan jika dari 51 jam yang terdiri atas 14 mata pelajaran, dan dalam satu
minggu anggap saja ½ diantaranya memberi tugas untuk dikumpulkan minggu depan.
Kapan para murid mengerjakannya? Hari minggu? Ketika seluruh pekerja negara dan
pelajar di dunia libur? Come on!
Memang benar, kita dituntun lebih dari yang lain, benar kalau ingin maju harus
selangkah lebih depan. Tapi jangan berlari terlalu cepat ketika kaki belum
punya tulang yang kuat. Yang kita tau, kita hanya datang bersekolah, belajar,
pulang. Tidak punya waktu mengenal lingkungan. Tapi kita diminta mengurus kebersihan
kelas? Para ibu bisa-bisa akan mengeluh nanti, dirumah anak kebanggaan mereka
tidak pernah mereka minta menyapu, kenapa disekolah harus? Padahal sekolah
sudah menuntut murid pulang sore-mengerjakan tugas hingga larut
malam-tidur-berangkat lagi. Masih sempat mengurus yang lain?
Dari awal saya sudah minta
maaf bukan? Huft, harusnya kita semua
introspeksi, saya menulis ini jgua introspeksi, tidak ingin menjilat ludah
sendiri. Sekolah kita sudah dikenal banyak orang diberbagai daerah, termasuk
angkatan pertama RSBI dan termasuk sekolah terbaik di Jawa Timur dengan
alumninya yang akhirnya menjadi ‘orang’. Tapi para alumnus yang menjadi orang
itukan dulu, ketika Smansabo belum berstatus RSBI, ketika Kipas angin belum
tergantikan AC dan ketika para murid masih memiliki jam tidur siang. Kalau
sekarang? Belum ada yang tahu, hanya kita yang bisa memperjuangkan dan waktu
yang membuktikan.
PENUTUP
Kesimpulannya adalah SMA Negeri 1 Bojonegoro merupakan
sekolah yang sangat baik, hanya saja ada beberapa hal yang perlu di benahi lagi
untuk menjadi sekolah yang lebih baik.
Demikianlah karya ilmiah yang saya kerjakan.
Semoga dapat menambah pengetahuan anda, dan bermanfaat untuk para pembaca. Dan saya mohon kritik dan sarannya dari
masyarakat khususnya para pembaca terutama yang bersifat membangun agar saya dapat menyempurnakan karya ilmiah saya ini. Bila ada
kekurangan dalam karya ilmiah yang saya kerjakan ini,
saya mohon maaf dan mohon di maklumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar