Halaman Yang Ada Di Blog-ku

Sabtu, 05 November 2011

Double Mask For Double Face -part1-

DOUBLE MASK FOR DOUBLE FACE
————————————————————-
Author: Park In Ri
Casting: Park In Ri, Lee Taemin (Best couple of the world!!!!!) *plak! Dilempar ke kutub selatan sama TAEMINTS.
Genre: Romance, sedikit sadis dan… (dan apa ya?!)
Rating: PG-16 (nah loh? Nggak jadi NC nih?/me: nggak, saya terlalu polos!) qiqiqi…..
Note:
%dari pada bingung mau ikut seleksi OSN apa gag, mending nge-post FF..%
Misi-misi-misi *tebar kelopak bunya bangkai* mau share FF nich. Ini FF ketiga yang saya tulis, namun selesai lebih dulu dari FF kedua, dan ini adalah FF saran dari Eonni-eonni SMP yang gg percaya saya bisa buat kaya ‘beginian’. emm.. mohon kritik saran yang membangun, agar saya dapat memperbaiki diri.. *plak!* ngomong apa sih!? Salting nih sama readers,,
Oke dah, langsung aja..
Cekidot,,
Happy reading!!!

DOUBLE MASK FOR DOUBLE FACE
Aku mencintaimu,,
Bahkan ketika kau berada dalam titik terendah mu…
Aku mencintaimu,,
Bahkan ketika kau bukan dirimu
**************************
Taemin POV
Pagi ini aku berada di apartement yeojachinguku. Hanya ada kami berdua disini, karena Park Bom Noona sedang keluar dan memintaku menjaga yeodongsaeng-nya. Hehehe.. apa dia tidak takut kalau aku apa-apakan adiknya?
“Aish, yeoja ini! Jam segini belum bangun juga?” kataku menggerutu sendiri sambil membuka kamarnya.
“Ya!! Ireona..” kataku sambil menarik selimut yang menutupi sekujur tubuhnya
“Hhhhhh… emhauauha..” katanya begumam tak jelas.
“Aish, ppaliyo!!” kataku menarik lengannya hingga membuatnya terduduk
“Hemm?” katanya membuka mata perlahan dan melihat ke sekeliling dengan pandangan ada-dimana-aku? “Oppa?” ahh.. akhirnya dia menyadari keberadaanku.
“Kenapa Oppa ada disini? Mana Park Bom Eonni?” sambil mengucek-ucek matanya
“Dia sedang keluar.” Kataku memperhatikannya.
“Owh.. kalau begitu biarkan aku tidur lagi.” Katanya sambil membenarkan posisinya agar bisa tidur lagi.
Aku hanya diam melihatnya yang tidur sambil terduduk. Dia tampak lucu jika bangun tidur, banyak yang bilang kalau kecantikan yeoja yang sesungguhnya itu terlihat ketika dia baru bangun tidur. Tapi kenapa dia tidak terlihat cantik, dia terlihat lucu, bukan cantik.
Aku sibakkan poni yang hampir menutupi matanya. Mataku kini memperhatikan setiap detail wajahnya. Keningnya, alisnya, matanya, pipinya, hidungnya, dan bibirnya.
Kudekatkan wajahku kewajahnya yang tertunduk karena sedang tertidur. Kuangkat sedikit dagunya agar sejajar dengan wajahku. Semakin kudekatkan wajahku, hingga aku bisa merasakan hembusan nafasnya. Kudekatkan lagi wajahku, hingga tidak ada jarak diantara bibir kami berdua, ku tekan perlahan bibirku pada bibirnya. Hingga membuatnya membuka mata dan bergumam tidak jelas.
****************************************************************************
In Ri POV
“Mm!! Apma yam Ommpa lakkan?” kataku sambil terus menutup mutup. Tidak ku berikan kesempatan padanya untuk melakukan lebih. Bukan karena tidak suka, tapi aku tau dia pasti belum sikat gigi.
“Ada apa? Sudah bangun sekarang?” tanyanya sambil melepaskaskan tekanan bibirnya.
“Kau! Memanfaatkan kesempatan ya, Oppa?” kataku sambil sedikit mengambil jarak.
“Hey! Kenapa menjauh?” tanyanya.
“Oppa pasti belum mandikan? Bau!!!” kataku menunjukkan merong manjaku padanya.
“Itukan kau yang belum mandi?! Aku sudah!” katanya sambil mengendus-endus bau sekitarku.
Aku beranjak dari tempat tidurku dan merapikannya sedikit. Duduk di tepi ranjang bersebelahan dengan Namjachinguku. Ia membasahai bibirnya sedikit, lalu kemudian berfikir
“In-ah, kau pakai lipsgloss rasa lemon ya?” tanyanya.
Eh, kenapa coba dia bertanya hal seperti itu. “Eung. Wae?” tanyaku balik.
“Aku sudah bilang kan, aku tidak suka rasa lipgloss lemon mu itu. Bukankah sudah kusarankan memakai yang rasa berry?” tanyanya sambil menggosok-gosok bibirnya dengan telapak tangan.
“Ya! Terserahku..apa urusan Oppa?” balasku.
“Sekarang, aku mau mandi. Ada dua pilihan untuk Oppa. Pergi atau buatkan aku sarapan, tapi sepertinya Oppa tidak akan mau pergi dari sini. Jadi segera buatkan sarapan untukku..” kataku panjang lebar sambil berdiri berkacak pinggang didepannya yang masih duduk ditepi ranjang.
“Siapa bilang aku tidak mau? Ini aku baru mau pergi.” Katanya
“Andwe!! Dirumah ini berlaku peraturan sesudah masuk tidak dapat keluar sebelum mendapat ijin. Jadi sekarang, buatkan saja aku sandwich atau apalah.” Kataku sambil mendorongnya paksa menuju dapur.
Lalu dengan langkah enteng aku berjalan menuju kamar mandi.
*********************************************************************
Author POV
Setelah 20 menit berada dalam kamar mandi, In Ri keluar dan menghampiri namja chingunya yang sedang membuatkannya sarapan. Lalu memeluknya dari belakang.
“Sedang buat apa?” tanya nya.
“Menjauh.” Katanya dengan nada dingin yang dikira In RI itu adalah salah satu candaannya.
“Aku sudah mandi sekarang. Jadi tidak bau lagi.” Kata In Ri tanpa menghilangkan nada manjanya.
“Ku bilang menjauh yang menjauh!” Taemin menghentakkan tangannya dan langsung membuat In Ri melepaskan pelukannya.
Taemin berbalik arah, menatap In Ri dengan tatapan menakutkan dan mata berkilat. In Ri yang mulai sadar dengan apa yang terjadi pada namjachingunya berjalan mundur menjauh.
“Kenapa lama sekali?” tanya Taemin menyeringai. Terus melangkah, menyudutkan In Ri yang sudah terhimpit tembok.
“Oppa, sadarlah! Oppa,, kendalikan dirimu.” Kata In Ri mulai panik
“Aku tanya kenapa lama sekali?!” kata Taemin melengkingkan nada bicaranya. Bahkan sekarang ia sedang mengeluarkan benda tajam dari tangan kirinya. Pisau dapur yang sejak tadi ia sembunyikan dibalik punggungnya.
Taemin mengangkat leher In Ri hingga 15 cm, membuat tinggi mereka sama.
“Oppaa.. sadarlah!” kata In Ri mulai terisak melihat namjachingunya berubah menjadi menakutkan.
Taemin tak menghiraukan perkataan In Ri. Ia sedang kehilangan kendali sekarang, ia tekan leher In Ri ketembok hingga tercekik. Lalu menempelkan pisau dapur di pipi kiri In Ri.
“Kau sudah cantik. Tak perlu terlalu lama dikamar mandi..” kata Taemin yang bahkan dia tidak tau apa yang sedang dikatakannya.
Ujung pisau yang tajam sudah mengenai pipi In Ri, mengelupas sedikit kulit luarnya. Sedangkan In Ri hanya bisa menahan sakitnya tercekik. Bahkan sekarang ia tidak bisa merasakan oksigen lagi. Dengan sisa tenaganya, ia dorong tubuh namjachingunya yang kini telah berubah menjadi monster itu menjauh. Hingga membentur lemari-lemari dapur bagian bawah.
*********************************************************************
Taemin POV
Semuanya gelap. Gelap. Hingga, entah berapa saat. Aku tidak tau apa yang aku katakan dan aku lakukan. Lalu aku merasa aku telah menabrak sebuah benda keras, hingga membuatku kembali mendapatkan kendali.
Aku pandangi sekeliling, aku masih berada di dapur In Ri. Kulihat In RI yang kesakitan memegangi pipi kirinya, sambil mengatur nafasnya yang tak karuan. Lalu kulihat tanganku yang memegang pisau dapur.
Apakah aku melakukannya lagi? Apa yang sebenarnya terjadi? Aku tiba-tiba seperti tersedot kedalam perut bumi dan ketika aku muncul sudah jadi seperti ini.
Kulihat tanganku yang masih memegang pisang dapur itu, lalu kubuang jauh-jauh benda sialan itu.
“Oppa..” katanya merintih pelan diiringi dengan airmatanya.
“Mi, mi…anhae.. mianhae…” kataku sambil menangis terisak.
Aku melukainya lagi, apa yang aku lakukan. Aku sudah gila!
“Oppa tidak apa-apa?” tanyanya berusaha merangkak mendekatiku yang masih bersandar di lemari dapur.
“Menjauh…” kataku mengambil jarak darinya. Aku tidak mau menyakitinya
“Oppaa…” katanya menyentuh pelan pundakku
“Kenapa kau tidak mau menjauh? Apa kau tidak takut pada monster sepertiku? Hah?! Aku ini monster yang bahkan bisa membunuhmu.” Kataku semakin menjauh, tapi In RI terus mempercepat langkahnya.
“Tidak ada monster yang akan membunuh orang yang dicintai..” katanya masih dengan airmata yang bercucuran.
Ia berhasil mendekatiku, memelukku perlahan. Berusaha memberiku kekuatan.
“Aku bisa melakukan yang lebih berbahaya lagi, suatu saat pasti akan terjadi yang lebih buruk lagi.” Kataku menangis dipundakknya.
“Aku tidak peduli,,”
“Mungkin saat kita berada dalam mobil, tiba-tiba aku membanting setir dan membuatmu mati bersamaku.”
“Aku tidak peduli..”
“Mungkin suatu saat, jika kita berciuman aku akan berusaha menelanmu.”
“Aku tidak peduli..”
“Mungkin..” kataku berusaha membuat kemungkinan yang akan membuatnya takut dan menjauh
“Cukup” katanya memotong kalimatku “Jangan bermain dengan kemungkinan.” Katanya sambil melingkarkan tangannya pada leherku.
Aku mendekatkan wajahku dan menyambar bibirnya, mencoba menggigit bibir atas dan bawahnya secara bergantian. Aku berusaha membuat diriku hilang kendali lagi. Akan ku buat dia benar-benar takut padaku.
“Apa kau tidak takut padaku?
Aku ini monster yang bisa membunuhmu…”
***************************************************************
In Ri POV
Aku merasakan dia menggingit bibirku terlalu keras. Aku tau maksudnya, ini adalah allybi-nya agar membuat aku takut dan menjauh. Tidak akan. Aku berusaha melumat bibirnya yang menggigit bibirku. Tapi tidak bisa, ia mulai masuk ke rongga mulutku dan memainkan lidahku, menggigitku terlalu keras. Ia seperti benar-benar ingin menelanku sekarang.
“Oppa, cukup!” kataku mulai kesakitan karena kissmarknya
Ia akhirnya melepaskanku. “See? Aku bisa melakukan yang 100kali lebih menyakitkan ketika aku hilang kendali lagi.”
Aku berpikir sejenak. Aku harus memikirkan jawaban yang akan membuatnya percaya padaku.
“Bukankah itu resiko mencintai seorang monster?” kataku sambil tersenyum, meski bibirku masih terasa sakit karenanya.
“In Ri! Kenapa kau tidak menjauhi saja?! Hentikan semua ini!!”
“Tidak mau. Aku akan tetap bersamamu. Akan ku buat kau sembuh.” Kataku menyunggingkan senyum yang lebih lebar.
“Tidak boleh begitu. Aku tidak pantas untukmu.” Katanya lagi
“Siapa bilang tidak boleh? Aku akan tetap disini. Titik!” kataku meyakinkannya lagi.
Ia melihat mataku sebentar lalu tersenyum. “Kita akan terus bersama.” kataku kemudian menyodorkan kelingkingku, “Yaksso?” tanyaku yang disambut dengan kelingkingnya yang dikaitkan dikelingkingku. Ia tersenyum lagi, seperti saat aku bangun tidur tadi. Atau mungkin harus kusebut, sebelum berubah menjadi monster.
“Kalau begitu, ayo kita bereskan semua ini dan aku akan mengantarmu ke sekolah.” Katanya berdiri dan melihat dapur yang berantakan dibuatnya.
“Sirheo! Oppa yang melakukannya. Aku tidak mau.” Kataku sambil menunjukkan merong jahilku, lalu melangkah menuju kamar.
..Aku memang mencitai seorang monster,,
Dan akan aku ambil resikonya..


***TBC***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Other Information

Ikuti Terus Blog ini ya...
Oiya,, bagi para pengikut,, Add FB aku juga ya.. di Indriyanti Agutina Putri dan my twitter @2096park