********************************************************
In Ri POV
“Aigoo!! perasaan kita baru saja
masuk ajaran baru, kenapa sekarang sudah ujian akhir?!” Umpat So La sambil
menjejalkan roti kemulutnya.
“Mana Na Dae, Gae Shin dan Yoo
Seo?” tanya ku membuka bungkus permen dan memasukkannya dalam mulut.
“Mereka bolos hari ini. Katanya
ingin menenangkan diri untuk ujian besok. Hari ini seluruh jam kosong kan?”
“Ha?” hanya itu yang ku katakan
lalu kembali berkonstentrasi pada permenku.
“Apa yang kau siapkan untuk ujian
akhir pelajaran seni?” tanya So La lagi.
“Emmm.. aku mau meminta Taemin
Oppa untuk mengajari ku dance. Dan...” belum selesai kata-kataku terpotong oleh
So La.
“Jinja?! Akkhhh,,, aku juga ingin
bisa dance! Tolong bilang ke namjachingumu untuk mengajariku juga!! Ya?”
katanya panjang.
Aku melihat mukanya yang memasang
Puppy Eyes. Haishh!! Chinguku yang satu ini!
“Iya, nanti aku tanyakan. Kalau
dia setuju, berarti kau mulai latihan minggu depan.” Kataku tidak tahan melihat
air mukannya.
“Aaaaaaaaaaa!!!!!!!!!!!! Kau baik
sekali, In Ri! Semoga tuhan selalu disisimu!!!!” katanya merentangkan tangan
akan memelukku, sebelum seongsangmin masuk ke kelas.
Gawat Na Dae, Gae Shin dan Yoo
Seo akan dapat masalah hari ini.
Tapi kenapa Taemin Oppa memintaku
berlatih di gedung olahraga ya? Padahal
biasanya kami berlatih dirumahku. Eh? Sudah lah!
*********************************************************
Taemin POV
Dari pagi aku sudah ada di sini
untuk mendekorasi gedung ini. Hari ini adalah perayaan 2 tahun hubunganku
dengan In Ri. Jadi, aku ingin memberinya sedikit kejutan.
“Huwa!! Setengah jam lagi In Ri
datang!” pekikku panik.
Tidak terlalu banyak yang
kulakukan, hanya menggantungkan beberapa balon, dan menyiapkan makanan-makanan
kesukaan In Ri di meja tepi kolam renang.
“Hahh!! Capek!” kataku bergumam
sendiri.
Sepertinya aku tidak bisa membantumu. Appa memintaku membantunya dirumah.
Mian, Taemin.
Ku tatap SMS dari Minho hyung,
sambil menghempaskan pantatku dikursi. Lalu pikiranku kembali melayang.
Apa In Ri akan menyukai ini? Aku
harap iya. Entahlah! Aku merasa kalau selama 2 tahun ini, aku tidak menjadi
namjachingu yang baik untuknya. Aku kurang baik untuknya, atau bahkan terlalu
buruk? Dia selalu membuatku bahagia tapi aku selalu membuatnya terluka. Dia
memang sering menyakinkanku, namun keadaan bisa berubah kan? Bukannya aku tidak
percaya padanya, tapi aku tidak percaya pada diriku...
“...Yang tiba-tiba saja bisa
melukainya,,
Tanpa sadar..”
****************************************
Author POV
Seperti dugaan, 30 menit kemudian
In Ri datang. Mengenakan celana pendek diatas lutut yang hampir tertutup oleh
kaos ungu panjangnya.
“Oppa.. aku sudah datang.” Kata
In Ri sambil memasuki gedung olahraga yang sepi. Dari studio dance ia berjalan di
sepanjang koridor untuk mencari Taemin. Namun koridor-koridor itu kosong, kemudian
ia mendengar seseorang berjalan di tepi kolam.
“Eh? Oppa ada disini? Kenapa
pakai baju seperti itu?” tanya In Ri heran melihat namjachingunya mengenakan
celana panjang hitam, dengan kemeja putih.
“Hhh... duduklah.” Kata Taemin
berusaha menggendalikan dirinya, lehernya sudah dibasahi dengan keringat
dingin, dan tangannya membentu posisi tinju menahan amarahnya.
“Wah, banyak sekali makanan
disini.” Kata In Ri takjub kemudian duduk.
“Oppa tidak ikut duduk?” tanya In
Ri lagi
“Sebentar.” Kata Taemin mengambil
langkah sedikit menjauh.
“Oppa..??” In Ri bangkit dari
kursinya, dan menghampiri Taemin. Menyentuh tangannya, kemudian baru merasa
kalau sesuatu sedang terjadi dan segera melepaskannya.
“Wae?!” Taemin berbalik arah,
membuatnya berhadapan dengan In Ri.
Taemin semakin mempercepat
langkahnya sedangkan In Ri terus berjalan mundur kemudian berlari menuju tempat
dance. ‘Bodoh!’ itu umpatnya dalam
hati pada dirinya sendiri. Kini ia malah terhimpit ruangan yang dikelilingi
kaca. Ia berusaha keluar namun terlambat, Taemin sudah ada didepan pintu,
membawa sebuah pisau. Penampilannya berantakan sekarang, kemejanya keluar tidak
karuan dan rambutnya acak-acakan. Matanya berkilat dan menyunggingkan senyum
mengerikan.
“Haii..” katanya mendekati In Ri
yang berjalan menjauh.
Taemin menggoreskan pisau ke
salah satu kaca, menimbulkan suaran decitan yang menyayat.
“Kemarilah! Katanya kau tidak mau
menjauhi ku?!” tanya Taemin menyeringai.
“Hajhima, Oppa. Hajhima!” kata In
Ri mulai menangis melihat namjachingunya.
In Ri memikirkan sesuatu sebentar
dan mendekat pada Taemin, menepuk pundaknya kemudian memeluknya. “Oppa, sadarlah!”
kata In Ri tepat ditelinga Taemin.
Terdengar suara nafas Taemin yang
tidak karuan, kemudian melemah membuat In Ri sedikit lega.
Namun tiba-tiba Taemin meletakkan
tangannya dileher In Ri dan menekan kepalanya agar bibirnya dan dapat menggapai
bibir In Ri. Ia menggigit bibir bawah dan atas In Ri bergantian kemudia
mengulumnya. Menekan tengkuk In Ri agar lidahnya bisa masuk ke rongga mulut In
Ri.
In Ri menerima begitu saja
perlakuan namjachingunya, namun ia menangis tertahan sambil berusaha mempercayai
kalau..
Namjachingunya sedang berusaha keluar
sekarang...”
---------------------------------------
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAarrrrgghhhhhhhhh!!!”
jerit In Ri ketika merasakan sebuah pisau menancap di paha kanannya.
Taemin melepaskan ciumannya dan
mendorong In Ri sehingga tubuhnya membentur kaca. Darah In Ri keluar deras
begitu saja, membuat kaca-kaca disekelilingnya bernoda darah. Taemin mendekati
In Ri dan kembali menancapkan pisaunya ditempat yang sama, lalu menggerakkannya
membuat luka melebar berkali-kali.
In Ri mendorong Taemin
menjauhinya, kemudian berjalan terseok-seok keluar dari ruang dance sambil
memegang lukanya. Sampai ditepi kolam, Taemin berhasil mengejarnya kemudian
menghunuskan pisau kedepan lehernya. Membuat In Ri berjalan mundur, kemudian jatuh
ke kolam renang.
Seketika, darah In Ri berpendar,
tercampur dengan air kolam yang sedikit demi sediki berubah menjadi merah.
Taemin ikut menceburkan diri, masih terus berusaha melukai In Ri. In Ri
berusaha keluar dari kolam namun Taemin menarik pergelangan kaki kirinya hingga
ia kembali masuk kedalam air.
Taemin mendorong tubuh In Ri dan
menahannya di dasar kolam. In Ri yang memang sudah tidak bisa bernafas berusaha
untuk naik, namun Taemin mencekiknya hingga ia terus berada dalam air.
1 menit,,
2 menit,,
5 menit,,
In Ri didalam air bersama dengan
semua lukanya.
*************************************
In Ri POV
Semuanya Gelap..
Entah, aku tidak sadar selama
berapa lama..
Ruangan ini lembab, dan penuh bau
yang menyengat.
Kucoba gerakkan tubuhku, namun
semuanya terasa sakit, terutama kaki kananku, terasa perih dan ngilu. Aku coba
membuka mataku perlahan, namun yang terlihat adalah cahaya putih menyala besar
yang berada tepat di depan mataku.
“In Ri, Ireonayo?” suara seorang
wanita membuatku membuka mata sepenuhnya.
“Eonni..” sapaku pada Park Bom
Eonni yang duduk di samping ranjang. Oh, ternyata ini rumah sakit.
“Sebentar, aku panggil dokter.”
Kulihat bayangan Eonni yang menghilang, kemudian masuk lagi dengan beberapa
orang berpakaian putih.
“Dia sudah-tidak apa-apa, hanya
kehabisan darah. Kami sedikit sulit mencari tempat untuk menginfusnya, di
pergelangan tangan kanannya terdapat bekas luka.” Kata dokter itu kemudian
pergi.
Park Bom Eonni melihatku penuh
selidik kemudian duduk di sampingku. “Siapa yang melakukannya?” tanyanya.
“Tidak ada, hanya kecelakaan.”
Kataku pelan.
“Taemin yang membawamu kemari,
kemarin.” Kata Park Bom Eonni melupakan pertanyaan pertamanya
“Kemarin? Lalu sekarang dia ada
dimana?” kataku menyadari bahwa aku sudah tidak sadarkan diri selama 1 hari.
“Entah. Setelah memastikan kau
tidak apa-apa dia langsung pergi.” Kata Eonni Park Bom
“Aku akan membelikanmu makan
terlebih dahulu.” Kata Eonni Park Bom mengenakan blazernya dan pergi.
Aku membuka ponselku dan kucoba
menghubunginya, tapi ponselnya tidak aktif. Dimana dia?
***********************************
Aku mencintaimu bukan karena kau
adalah dirimu,,
Tapi aku mencintaimu karena..
Kau selalu mencintaiku,,
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku terima kau dengan segala masa
lalu dan masa depanmu...
Beserta seluruh bekas dan lukanya
Juga...
Semua kenangan dan traumaticnya..
Akan kuterima semuanya...
***********************************
Author POV
In Ri menatap nanar ke luar
jendela kamarnya yang silau karena cahaya eclipse. Baru tadi pagi ia boleh
pulang setelah tiga hari dirawat. Dia sudah baik-baik saja, hanya saja kejadian
itu masih menyisakan 19 jahitan di paha kanannya. Juga kerinduan pada sosok
yang membuat luka itu.
Lee Taemin, entah bagaimana
menghilang begitu saja setelah kejadian itu, merasa bersalah. In Ri duduk di
kursi depan jendelanya, mengira-ngira kemana namjachingunya pergi. Tempat apa
yang mungkin dicari Taemin pada saat seperti ini. Kemudian pikirannya menangkap
satu tempat.
“In Ri, makan malammu aku
letakkan di atas meja.” Kata Eonni Park Bom sambil duduk diranjang, memandangi
punggung adiknya,
“Eonni, kau mendapatkan kabar
Taemin?” tanya In Ri tanpa mengalihkan pandangannya dari jendela.
“Kau yang sabar, dia pasti
kembali.” Kata Park Bom sambil berdiri menepuk pundak In Ri dan pergi.
“Ya, dia pasti kembali. Itu
memang yang ingin kupirkan, karena aku terlalu takut memikirkan kemungkinan
lain.” Kata In Ri pelan pada dirinya sendiri.
In Ri berpikir sebentar, lalu
berjalan terseret menuju ranjangnya dan meraih ponsel
“Yoboseo, Gae Shin.” Begitu
mendengar nada sambungnya terputus. “Ne,
In Ri!” Kata gadis disebrang. “Besok
bisa mengantarku ke suatu tempat?”
************************************
In Ri POV
Pagi-pagi sekali aku berangkat
bersama Gae Shin. Tidak ada yang tau sebenarnya aku akan pergi kemana. Setelah
tiga jam duduk di samping Gae Shin yang sibuk mengemudi, aku memintanya menurunkanku
didepan sebuah jalan setapak kecil.
Setelah 50 meter susah payah
berjalan dengan 19 jahitan di paha, bisa terlihat sebuah villa dengan tembok
bata yang luas. Aku lihat cerobong perapiannya mengeluarkan asap, tersenyum. ‘Benarkan dia ada disini!’ Aku tak perlu
mengetuk pintunya, karena aku juga memiliki kunci villa ini. Aku segera
melepaskan tasku dan berjalan menuju halaman belakang.
Terlihat seorang namja duduk di
bangku kayu sambil memberi makan beberapa merpati yang hinggap disekitarnya.
Aku membuka telapak tanganku yang menggenggam beberapa makanan burung. Membuat
burung-burung disekitar namja itu terbang perlahan kearahku. Dia menoleh kearah
burung-burung itu terbang dan memandangku. Sedangkan aku berlutut pura-pura tidak
peduli dan tersenyum pada beberapa burung
yang hinggap di tanganku.
Aku menoleh padanya yang masih
menatapku hingga pandangan kami bertemu. Aku letakkan makanan burung itu di
tanah membuat burung-burung berebut lalu aku berjalan menghampirinya.
“Boleh aku duduk?” tanyaku namun Ia
hanya diam dan menggeser tubuhnya sedikit.
“Kenapa kesini tidak mengajakku?”
tanyaku lagi
“Kau sudah sembuh?” tanyanya
tanpa memandangku
Aku tersenyum simpul kemudian
menjawab “Ya, aku sudah sembuh sejak datang kemari dan melihatmu.”
“Luka itu belum sembuh.” Katanya
sambil melihat perban di pahaku
“Bukankah kita sudah berjanji
akan terus bersama?” tanyaku
“Kau terlalu baik untukku.”
Katanya namun kali ini menatap mataku sekilas
“Tidak, kau yang terbaik.” Kataku
sambil menyandarkan kepalaku dipundaknya sedangkan Ia hanya diam saja ketika
aku memejamkan mata dipundaknya.
“Pundakmu nyaman” kataku pelan
masih dengan mata terpejam
Aku mendengar ia tersenyum kecil
dan menyenderkan kepalanya pelan di kepalaku.
“Aku mengantuk, bisa kau
ceritakan dongeng untukku?” tanyaku
Ia diam sebentar lalu kemudian
memulai lullaby-nya
“Aku mungkin mempunyai dua muka,
dan aku mungkin mempunyai dua jiwa..
Tapi aku hanya mempunyai satu
hati, yang hanya aku gunakan untuk satu tugas, yaitu,,
Mencintaimu...” katanya namun
kemudian terdengar akan melanjutkan kalimatnya.
“Akan ku kendalikan dua wajahku
dan memakaikannya dua topeng. Aku janji, aku akan berusaha.” Katanya mengakhiri
lullaby konyolnya yang anehnya berhasil membuatku tersenyum penuh kebahagiaan.
“Aku tahu..”
“Aku tahu..
Karena akulah yang paling
mengerti kau di dunia ini.”
********************************************************************************************
THE END
29/09/2011 - 16.21
Tidak ada komentar:
Posting Komentar