Halaman Yang Ada Di Blog-ku

Sabtu, 05 November 2011

Double Mask For Double Face -part3-


********************************************************
In Ri POV
“Aigoo!! perasaan kita baru saja masuk ajaran baru, kenapa sekarang sudah ujian akhir?!” Umpat So La sambil menjejalkan roti kemulutnya.
“Mana Na Dae, Gae Shin dan Yoo Seo?” tanya ku membuka bungkus permen dan memasukkannya dalam mulut.
“Mereka bolos hari ini. Katanya ingin menenangkan diri untuk ujian besok. Hari ini seluruh jam kosong kan?”
“Ha?” hanya itu yang ku katakan lalu kembali berkonstentrasi pada permenku.
“Apa yang kau siapkan untuk ujian akhir pelajaran seni?” tanya So La lagi.
“Emmm.. aku mau meminta Taemin Oppa untuk mengajari ku dance. Dan...” belum selesai kata-kataku terpotong oleh So La.
“Jinja?! Akkhhh,,, aku juga ingin bisa dance! Tolong bilang ke namjachingumu untuk mengajariku juga!! Ya?” katanya panjang.
Aku melihat mukanya yang memasang Puppy Eyes. Haishh!! Chinguku yang satu ini!
“Iya, nanti aku tanyakan. Kalau dia setuju, berarti kau mulai latihan minggu depan.” Kataku tidak tahan melihat air mukannya.
“Aaaaaaaaaaa!!!!!!!!!!!! Kau baik sekali, In Ri! Semoga tuhan selalu disisimu!!!!” katanya merentangkan tangan akan memelukku, sebelum seongsangmin masuk ke kelas.
Gawat Na Dae, Gae Shin dan Yoo Seo akan dapat masalah hari ini.
Tapi kenapa Taemin Oppa memintaku berlatih di  gedung olahraga ya? Padahal biasanya kami berlatih dirumahku. Eh? Sudah lah!
*********************************************************
Taemin POV
Dari pagi aku sudah ada di sini untuk mendekorasi gedung ini. Hari ini adalah perayaan 2 tahun hubunganku dengan In Ri. Jadi, aku ingin memberinya sedikit kejutan.
“Huwa!! Setengah jam lagi In Ri datang!” pekikku panik.
Tidak terlalu banyak yang kulakukan, hanya menggantungkan beberapa balon, dan menyiapkan makanan-makanan kesukaan In Ri di meja tepi kolam renang.
“Hahh!! Capek!” kataku bergumam sendiri.
Sepertinya aku tidak bisa membantumu. Appa memintaku membantunya dirumah. Mian, Taemin.
Ku tatap SMS dari Minho hyung, sambil menghempaskan pantatku dikursi. Lalu pikiranku kembali melayang.
Apa In Ri akan menyukai ini? Aku harap iya. Entahlah! Aku merasa kalau selama 2 tahun ini, aku tidak menjadi namjachingu yang baik untuknya. Aku kurang baik untuknya, atau bahkan terlalu buruk? Dia selalu membuatku bahagia tapi aku selalu membuatnya terluka. Dia memang sering menyakinkanku, namun keadaan bisa berubah kan? Bukannya aku tidak percaya padanya, tapi aku tidak percaya pada diriku...
“...Yang tiba-tiba saja bisa melukainya,,
Tanpa sadar..”
****************************************
Author POV
Seperti dugaan, 30 menit kemudian In Ri datang. Mengenakan celana pendek diatas lutut yang hampir tertutup oleh kaos ungu panjangnya.
“Oppa.. aku sudah datang.” Kata In Ri sambil memasuki gedung olahraga yang sepi. Dari studio dance ia berjalan di sepanjang koridor untuk mencari Taemin. Namun koridor-koridor itu kosong, kemudian ia mendengar seseorang berjalan di tepi kolam.
“Eh? Oppa ada disini? Kenapa pakai baju seperti itu?” tanya In Ri heran melihat namjachingunya mengenakan celana panjang hitam, dengan kemeja putih.
“Hhh... duduklah.” Kata Taemin berusaha menggendalikan dirinya, lehernya sudah dibasahi dengan keringat dingin, dan tangannya membentu posisi tinju menahan amarahnya.
“Wah, banyak sekali makanan disini.” Kata In Ri takjub kemudian duduk.
“Oppa tidak ikut duduk?” tanya In Ri lagi
“Sebentar.” Kata Taemin mengambil langkah sedikit menjauh.
“Oppa..??” In Ri bangkit dari kursinya, dan menghampiri Taemin. Menyentuh tangannya, kemudian baru merasa kalau sesuatu sedang terjadi dan segera melepaskannya.
“Wae?!” Taemin berbalik arah, membuatnya berhadapan dengan In Ri.
Taemin semakin mempercepat langkahnya sedangkan In Ri terus berjalan mundur kemudian berlari menuju tempat dance. ‘Bodoh!’ itu umpatnya dalam hati pada dirinya sendiri. Kini ia malah terhimpit ruangan yang dikelilingi kaca. Ia berusaha keluar namun terlambat, Taemin sudah ada didepan pintu, membawa sebuah pisau. Penampilannya berantakan sekarang, kemejanya keluar tidak karuan dan rambutnya acak-acakan. Matanya berkilat dan menyunggingkan senyum mengerikan.
“Haii..” katanya mendekati In Ri yang berjalan menjauh.
Taemin menggoreskan pisau ke salah satu kaca, menimbulkan suaran decitan yang menyayat.
“Kemarilah! Katanya kau tidak mau menjauhi ku?!” tanya Taemin menyeringai.
“Hajhima, Oppa. Hajhima!” kata In Ri mulai menangis melihat namjachingunya.
In Ri memikirkan sesuatu sebentar dan mendekat pada Taemin, menepuk pundaknya kemudian memeluknya. “Oppa, sadarlah!” kata In Ri tepat ditelinga Taemin.
Terdengar suara nafas Taemin yang tidak karuan, kemudian melemah membuat In Ri sedikit lega.
Namun tiba-tiba Taemin meletakkan tangannya dileher In Ri dan menekan kepalanya agar bibirnya dan dapat menggapai bibir In Ri. Ia menggigit bibir bawah dan atas In Ri bergantian kemudia mengulumnya. Menekan tengkuk In Ri agar lidahnya bisa masuk ke rongga mulut In Ri.
In Ri menerima begitu saja perlakuan namjachingunya, namun ia menangis tertahan sambil berusaha mempercayai kalau..
Namjachingunya sedang berusaha keluar sekarang...”
---------------------------------------
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAarrrrgghhhhhhhhh!!!” jerit In Ri ketika merasakan sebuah pisau menancap di paha kanannya.
Taemin melepaskan ciumannya dan mendorong In Ri sehingga tubuhnya membentur kaca. Darah In Ri keluar deras begitu saja, membuat kaca-kaca disekelilingnya bernoda darah. Taemin mendekati In Ri dan kembali menancapkan pisaunya ditempat yang sama, lalu menggerakkannya membuat luka melebar berkali-kali.
In Ri mendorong Taemin menjauhinya, kemudian berjalan terseok-seok keluar dari ruang dance sambil memegang lukanya. Sampai ditepi kolam, Taemin berhasil mengejarnya kemudian menghunuskan pisau kedepan lehernya. Membuat In Ri berjalan mundur, kemudian jatuh ke kolam renang.
Seketika, darah In Ri berpendar, tercampur dengan air kolam yang sedikit demi sediki berubah menjadi merah. Taemin ikut menceburkan diri, masih terus berusaha melukai In Ri. In Ri berusaha keluar dari kolam namun Taemin menarik pergelangan kaki kirinya hingga ia kembali masuk kedalam air.
Taemin mendorong tubuh In Ri dan menahannya di dasar kolam. In Ri yang memang sudah tidak bisa bernafas berusaha untuk naik, namun Taemin mencekiknya hingga ia terus berada dalam air.
1 menit,,
2 menit,,
5 menit,,
In Ri didalam air bersama dengan semua lukanya.
*************************************
In Ri POV
Semuanya Gelap..
Entah, aku tidak sadar selama berapa lama..
Ruangan ini lembab, dan penuh bau yang menyengat.
Kucoba gerakkan tubuhku, namun semuanya terasa sakit, terutama kaki kananku, terasa perih dan ngilu. Aku coba membuka mataku perlahan, namun yang terlihat adalah cahaya putih menyala besar yang berada tepat di depan mataku.
“In Ri, Ireonayo?” suara seorang wanita membuatku membuka mata sepenuhnya.
“Eonni..” sapaku pada Park Bom Eonni yang duduk di samping ranjang. Oh, ternyata ini rumah sakit.
“Sebentar, aku panggil dokter.” Kulihat bayangan Eonni yang menghilang, kemudian masuk lagi dengan beberapa orang berpakaian putih.
“Dia sudah-tidak apa-apa, hanya kehabisan darah. Kami sedikit sulit mencari tempat untuk menginfusnya, di pergelangan tangan kanannya terdapat bekas luka.” Kata dokter itu kemudian pergi.
Park Bom Eonni melihatku penuh selidik kemudian duduk di sampingku. “Siapa yang melakukannya?” tanyanya.
“Tidak ada, hanya kecelakaan.” Kataku pelan.
“Taemin yang membawamu kemari, kemarin.” Kata Park Bom Eonni melupakan pertanyaan pertamanya
“Kemarin? Lalu sekarang dia ada dimana?” kataku menyadari bahwa aku sudah tidak sadarkan diri selama 1 hari.
“Entah. Setelah memastikan kau tidak apa-apa dia langsung pergi.” Kata Eonni Park Bom
“Aku akan membelikanmu makan terlebih dahulu.” Kata Eonni Park Bom mengenakan blazernya dan pergi.
Aku membuka ponselku dan kucoba menghubunginya, tapi ponselnya tidak aktif. Dimana dia?
***********************************
Aku mencintaimu bukan karena kau adalah dirimu,,
Tapi aku mencintaimu karena..
Kau selalu mencintaiku,,
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku terima kau dengan segala masa lalu dan masa depanmu...
Beserta seluruh bekas dan lukanya
Juga...
Semua kenangan dan traumaticnya..
Akan kuterima semuanya...
***********************************
Author POV
In Ri menatap nanar ke luar jendela kamarnya yang silau karena cahaya eclipse. Baru tadi pagi ia boleh pulang setelah tiga hari dirawat. Dia sudah baik-baik saja, hanya saja kejadian itu masih menyisakan 19 jahitan di paha kanannya. Juga kerinduan pada sosok yang membuat luka itu.
Lee Taemin, entah bagaimana menghilang begitu saja setelah kejadian itu, merasa bersalah. In Ri duduk di kursi depan jendelanya, mengira-ngira kemana namjachingunya pergi. Tempat apa yang mungkin dicari Taemin pada saat seperti ini. Kemudian pikirannya menangkap satu tempat.
“In Ri, makan malammu aku letakkan di atas meja.” Kata Eonni Park Bom sambil duduk diranjang, memandangi punggung adiknya,
“Eonni, kau mendapatkan kabar Taemin?” tanya In Ri tanpa mengalihkan pandangannya dari jendela.
“Kau yang sabar, dia pasti kembali.” Kata Park Bom sambil berdiri menepuk pundak In Ri dan pergi.
“Ya, dia pasti kembali. Itu memang yang ingin kupirkan, karena aku terlalu takut memikirkan kemungkinan lain.” Kata In Ri pelan pada dirinya sendiri.
In Ri berpikir sebentar, lalu berjalan terseret menuju ranjangnya dan meraih ponsel
“Yoboseo, Gae Shin.” Begitu mendengar nada sambungnya terputus. “Ne, In Ri!” Kata gadis disebrang. “Besok bisa mengantarku ke suatu tempat?”
************************************
In Ri POV
Pagi-pagi sekali aku berangkat bersama Gae Shin. Tidak ada yang tau sebenarnya aku akan pergi kemana. Setelah tiga jam duduk di samping Gae Shin yang sibuk mengemudi, aku memintanya menurunkanku didepan sebuah jalan setapak kecil.
Setelah 50 meter susah payah berjalan dengan 19 jahitan di paha, bisa terlihat sebuah villa dengan tembok bata yang luas. Aku lihat cerobong perapiannya mengeluarkan asap, tersenyum. ‘Benarkan dia ada disini!’ Aku tak perlu mengetuk pintunya, karena aku juga memiliki kunci villa ini. Aku segera melepaskan tasku dan berjalan menuju halaman belakang.
Terlihat seorang namja duduk di bangku kayu sambil memberi makan beberapa merpati yang hinggap disekitarnya. Aku membuka telapak tanganku yang menggenggam beberapa makanan burung. Membuat burung-burung disekitar namja itu terbang perlahan kearahku. Dia menoleh kearah burung-burung itu terbang dan memandangku. Sedangkan aku berlutut pura-pura tidak peduli dan tersenyum pada  beberapa burung yang hinggap di tanganku.
Aku menoleh padanya yang masih menatapku hingga pandangan kami bertemu. Aku letakkan makanan burung itu di tanah membuat burung-burung berebut lalu aku berjalan menghampirinya.
“Boleh aku duduk?” tanyaku namun Ia hanya diam dan menggeser tubuhnya sedikit.
“Kenapa kesini tidak mengajakku?” tanyaku lagi
“Kau sudah sembuh?” tanyanya tanpa memandangku
Aku tersenyum simpul kemudian menjawab “Ya, aku sudah sembuh sejak datang kemari dan melihatmu.”
“Luka itu belum sembuh.” Katanya sambil melihat perban di pahaku
“Bukankah kita sudah berjanji akan terus bersama?” tanyaku
“Kau terlalu baik untukku.” Katanya namun kali ini menatap mataku sekilas
“Tidak, kau yang terbaik.” Kataku sambil menyandarkan kepalaku dipundaknya sedangkan Ia hanya diam saja ketika aku memejamkan mata dipundaknya.
“Pundakmu nyaman” kataku pelan masih dengan mata terpejam
Aku mendengar ia tersenyum kecil dan menyenderkan kepalanya pelan di kepalaku.
“Aku mengantuk, bisa kau ceritakan dongeng untukku?” tanyaku
Ia diam sebentar lalu kemudian memulai lullaby-nya
“Aku mungkin mempunyai dua muka, dan aku mungkin mempunyai dua jiwa..
Tapi aku hanya mempunyai satu hati, yang hanya aku gunakan untuk satu tugas, yaitu,,
Mencintaimu...” katanya namun kemudian terdengar akan melanjutkan kalimatnya.
“Akan ku kendalikan dua wajahku dan memakaikannya dua topeng. Aku janji, aku akan berusaha.” Katanya mengakhiri lullaby konyolnya yang anehnya berhasil membuatku tersenyum penuh kebahagiaan.
“Aku tahu..”
“Aku tahu..
Karena akulah yang paling mengerti kau di dunia ini.”



********************************************************************************************
THE END
29/09/2011 - 16.21

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Other Information

Ikuti Terus Blog ini ya...
Oiya,, bagi para pengikut,, Add FB aku juga ya.. di Indriyanti Agutina Putri dan my twitter @2096park