Author POV
“Kau ada jadwal les hari ini?”
tanya Taemin di tengah perjalanan menuju ke sekolah In Ri.
“Ani..” kata In Ri membetulkan
posisi duduknya
“Mmm.. bisa kau temani aku ke
tempat Park Min Suk Noona?” tanya Taemin lagi kali sambil melihat wajah In Ri
dari kaca spion.
“Tentu.” Kata In Ri sambil
menopangkan dagunya di pundak Taemin.
Setelah mengajukan beberapa
pertanyaan yang sedikit ‘aneh’, dan berbincang-bincang sebentar dengar Min Suk
Noona, mereka pun keluar dari kerja Park Min Suk noona. Ya, Min Suk Noona
adalah seorang Psikiater yang sejak 4 tahun lalu menjadi ahli terapi Taemin.
“Yang penting kau harus terus
berusaha.” Kata Min Suk noona.
“Baiklah, kami pergi dulu.” Kata
In Ri ramah.
“Jakka, In Ri noona, kau juga harus
mendukungnya ya?” kata Min Suk Noona, sambil mengarahkan pandangannya pada
Taemin.
“Tentu saja, Eonni.” Kata In Ri
sambil merangkul lengan Taemin.
Bisa dibilang Lee Taemin adalah
seorang pengidap Kepribadian Ganda atau Alter Ego, tapi ia memiliki sedikit
‘perbedaan’. Tidak seperti yang lain, ia menyadari penyakitnya, ia hanya
kehilangan kendali saat pribadi keduannya muncul. Dan yang terpenting, dia
punya In Ri yang selalu mendukungnya.
Tentu saja, In Ri tau apa yang
terjadi pada namjachingunya. Sebelum mereka dekat bahkan Taemin sudah
mengatakannya. Pertama kali, In Ri merasa terkejut dan mengambil jarak. Namun
akhirnya In Ri memutuskan untuk bersama Taemin.
..mendukung..
Dan memutuskan bersama..
--------------------
“Sepertinya pencernaanku sedikit tidak beres.”
Kata Gae Shin begitu keluar dari bilik toilet.
“Salah siapa tidak suka sayur!”
kata In Ri yang sedang menghadap kaca wastefel toilet wanita di sekolah mereka.
“Sepertinya aku sudah akan
melepas ini.” Kata In Ri sambil memegang plester yang sejak seminggu lalu
menutup bekas luka dipipi kirinya.
“Sebenarnya kenapa kau
menggunakan plester itu? Memangnya ada luka?” tanya Gae Shin sambil mencuci
tangannya.
“Tidak. Hanya bekas jerawat.” Kata
In Ri berbohong. In Ri tidak mungkin menceritakan kalau ini perbuatan Taemin,
entah apa yang akan terjadi.
Tentang keadaan Taemin, memang
hanya In Ri dan Umma Taemin yang tau. Umma nya bahkan harus mengajak Appa
Taemin dan Taesuk pindah ke Amerika hanya agar mereka tidak tau tentang
penyakit Taemin ini.
In Ri sedikit lega setelah
melepas plester di pipi kirinya karena luka itu tidak menimbulkan bekas.
*********************
In Ri POV
Yeoboseo? Taemin Oppa, ne. Jakkaman.
Kataku random saat menjawab
telfon dari Taemin Oppa. Ia memintaku datang kesebuah tempat sekarang, aku yang
baru pulang sekolah langsung menuju tempat yang dimaksud.
Setelah berjalan masuk ke beberapa
gang, aku melihat sebuah taman dengan berbagai permainan anak kecil. Aku
melihat seorang namja duduk di salah satu kuda di komedi putar. Itu dia!
“Chagiya!! Ayo kemari!!” katanya
mengayunkan tangannya padaku.
Aku tersenyum dan segera menghampirinya.
Saat aku naik, komedi putar itu berputar perlahan. Membuatku sedikit kehilangan
keseimbangan.
“Oppa” Kataku duduk di kuda
sebelah kudanya.
“Kau suka tempat ini?” katanya.
“He’emph... seperti harta karun,
sedikit sulit menemukannya, tapi begitu terlihat akan sangat berharga.” Kataku
sambil menyapu pandangku pada tempat ini.
Taemin tiba-tiba turun dari
kuda-kudaannya dan berlutut di hadapanku. Menengadahkan telapak tangangnya dan
berkata.. “Tuan Putri, maukah anda berdansa denganku? Hemp?” tanyanya.
Aku belum bisa menjawab karena
terharu atas perlakuannya.
“Oppa..” hanya kata-kata itu yang
bisa keluar dari mulutku.
Ia langsung memegang tanganku dan
mencium punggung tanganku. Tangannya terasa dingin dan berkeringat. Kemudian
dia memutar tanganku hingga membuatnya hampir terkilir, sejak saat itu aku
mulai merasa kalau ada sesuatu. Ia mulai mencium nadiku dan menghisapnya.
“Oppa..” kataku sedikit lebih
tinggi untuk menyadarkannya.
Aku rasa ia mulai menggigit
nadiku hingga menyobek kulitnya. Aku hanya menahan gigitannya yang semakin
kuat. Membuat rasa sakit akibat darah yang mengucur begitu saja. Aku tidak
mencoba menghindari perlakuannya, selama dia tidak menghisap darahku, akan ku
tahan. Ia terus menggigitku hingga luka yang dibuatnya semakin lebar.
Lalu aku rasakan gigitannya
melemas dan dia terkulai. Segera aku jatuhkan sapu tanganku pada lantai agar
menutupi semua darahku yang tercecer. Lalu kuturunkan lengan bajuku yang memang
panjang.
“..akan kutahan agar menutupi
semua..”
***********************************************
Taemin POV
“Oppa sedang apa? Katanya mau
berdansa?” tanya In Ri menyadarkanku.
Entahlah, sepertinya aku baru
saja melamunkan sesuatu yang entah apa. Aku melihat wajahnya dan kulihat senyumnya.
Kemudian ku ulurkan tanganku lagi, namun kali ini dia langsung meraihnya.
Kamipun berdansa diatas komedi
putar yang terus berputar. Ia merangkulkan tangannya dileherku sedangkan aku
memegang pinggangnya. Namun secara tiba-tiba aku alihkan tanganku ke pundaknya.
Menghentikan gerakan dansa kami, dan mendesaknya untuk duduk dikursi.
Aku duduk disampingnya namun
dengan cepat memutar punggungku menutupi tubuhnya. Kuarahkan wajahku ke leher
kanannya, sambil menggeser kerah kemeja putihnya. Aku merasa dia pasti bisa
mendengar hembusan nafasku yang berada di bawah telinganya. Aku juga merasakan,
ia mati-matian menutup mata dan menekan kedua sisi giginya.
Aku kembalikan lagi kesadaranku
dan menyeimbangkan nafasku, membuatnya sedikit meregangkan otot lehernya.
“Oppa..” katanya dengan nada yang
dalam pikiranku terdengar lega.
“Ani..” kataku sambil kembali
pada posisiku, disamping kirinya.
“Aku tidak mau menyakitimu..”
kataku sambil menutup muka dengan telapak tanganku sebentar dan membukanya.
“Tak apa..” katanya sambil
menaruh ranselnya ditanah dan merebahkan diri dipangkuanku.
“In Ri..” kataku.
“Hemp?” jawabnya.
“Ani.. hanya ingin memanggilmu
saja.” kataku sambil menyingkap poninya.
“Oppa..” katanya.
“Hemp?” balasku menjiplak
kalimatnya tadi.
“Aku suka semua kebahagiaan yang
kau berikan, juga..
semua rasa sakit yang kau
berikan...”
*TBC*
Otte?otte?? bagus!! akh, jadi malu.. GeJee.. sudah lah, saya lanjutkan postnya saja dulu,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar